Laman

Senin, 30 April 2012

Khasiat Centella Asiatica


Merasa penasaran dengan khasiat Catella dapat meningkatkan fungsi dan kerja otak, maka saya browsing-browsing via mbah Google sebenarnya benar gak sih apa yang disebut "brain food" atau nutrisi untuk otak? Sambil teringat dengan jelas dalam memori iklannya Gingko biloba yang mampu meningkatkan daya ingat, saya menemukan beberapa artikel yang menulis tentang ini. Diantara tulisan-tulisan itu, ada yang mengatakan bahwa banyak jenis makanan yang dapat meningkatkan kerja otak, yaitu daging tanpa lemak, susu, yogurt, kacang-kacangan, oat, gandum utuh, telur, ikan salmon, buah bery, dan sayur-sayuran terutama berwarna yang kaya akan antioksidan. Selain sepuluh jenis makana diatas, kebiasaan sarapan pagi juga dipercaya dapat meningkatkan kinerja otak dan juga kinerja tubuh lainnya dalam beraktifitas.

 Nah, selain beberapa tulisan diatas, ada satu tulisan menarik yang mengupas tentang khasiat dan serba-serbi tentang Pegagan atau Centella yang ditulis disini. Dari tulisan ini dapat diketahui bahwa kandungan kimia asiaticosida pada Centella telah teruji secara klinis mampu meningkatkan aliran darah dengan cara merivitalisasi sel-sel dalam tubuh terutama aliran darah yang menuju ke sel-sel syaraf otak, sehingga aliran darah menuju otak menjadi lancar. Dengan lancarnya aliran darah tersebut, maka kerja otak semakin ringan sehingga lebih rileks dan dari hasil penelitian di India (sayang peneilitnya belum dapat diketahui) dengan mengkonsumsi Pegagan/Centella mampu meningkatkan kemapuan IQ dan EQ anak didik.

 Selain tulisan diatas, ada juga penelitian dari IPB oleh Muhamad Adil Roni yang mengupas tentang kinerja atau kemampuan antioksidan dari Minuman Instan Centella Green Tea Plus Daun Jeruk diketahui bahwa Centella memiliki kemampuan antioksidan yang cukup baik, sehingga sangat bagus bagi tubuh untuk meminimalisir radikal bebas yang dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kanker.

 Adapaun untuk rasa dan aroma Teh Centella yang mungkin masih terasa asing bagi yang belum pernah mengkonsumsinya, ada alternatif cara penyajian seperti pernah dilakukan penelitian oleh salah satu mahasiswa di Unand bahwa dengan campuran Centella dan Casia vera (Cinnamon) atau Kayu Manis dapat memberikan aroma yang lebih enak. Atau paduan Centella dengan Teh Hijau dan Daun Jeruk Purut, tetapi mungkin aroma astringent-nya masih terasa kuat, karena memang kandungan minyak atsiri pada daun jeruk purut sangata kuat. Jadi, bagi Sahabat yang ingin mencicipin Teh Herbal Centella ini, jangan takut dan khawatir, dijamin kalau Sahabat tahu khasiatnya dan manfaatnyaa, bagaimanapun aroma dan rasanya, apalagi harganya... :) tidak menjadi persoalan. Jika dibiasakan, itu semua akan hilang terbayarkan oleh badan yang terasa segar dan pikiran terasa longgar, lancar, dan pintar. Sangat cocok bagi Sahabat yang sedang memiliki program hafalan Al Quran :).

 Good Luck!

Rabu, 11 April 2012

Penggunaan Obat Herbal secara Rasional

Secara umum semua jenis obat herbal memang kecil sekali memiliki efek samping atau bisa dikatakan aman dari efek samping. Namun apakah lantas bebas semaunya sendiri dalam mengkonsumsinya, tidak menggunakan dosis penggunaan?? Tentu tidak! Meskipun aman dari efek samping, konsumsi obat herbal juga harus sesuai aturan dan cara pemakaian. Bahkan jika konsumsi obat herbal ini bersamaan dengan obat kimia dapat mengakibatkan menurunnya efektifitas dari kerja obat kimia tersebut maupun khasiat dari obat herbal itu sendiri. Oleh karena itu, disarankan dalam mengkonsuminya diberikan waktu jeda antara 1 jam lebih sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat kimia yang biasa diberikan oleh dokter.


Obat herbal masih jarang digunakan sebagai resep dokter.
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa sebagian besar dokter di Indonesia ataupun di negara yang lain, sedikit sekali yang menyarankan atau memberikan resep obat herbal sebagai obat untuk menyembukan sakit pasien. Hal ini wajar saja, dikarenakan obat herbal/obat tradisional dalam hirarki kualitas obat memang masih dibawah obat kimia. Kenapa? Hal ini dikarenakan obat herbal belum melalui uji klinis pada hewan uji ataupun pada manusia itu sendiri, sehingga khasiat penyembuhannya masih sebatas didasarkan pada keyakinan secara turun termurun (fakta empiris). Oleh karena itu, tingkat kepercayaan khasiat obat herbal bagi dunia medis masih kalah jauh dibandingkan dengan obat kimia.

Disisi lain, penggunaan obat herbal yang semakin marak di masyarakat memberikan angin optimisme bangkitnya perekonomian nasional, dikarenakan bahan baku pembuatanya berasal dari dalam negeri yang dapat memberdayakan masyarakat untuk membudidayakan dan memanfaatkan sumber daya alam hayati yang telah ada. Selain itu, dari sisi harga konsumen, obat herbal juga memiliki harga yang lebih murah, sehingga pemanfaatannya dapat lebih luas dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari kalangan ekonomi kelas atas, menengah, ataupun masyarakat kelas bawah.

Maka, sudah seyogyanyalah pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan juga kalangan akademisi sebagai penentu objektif keamanan dan khasiat obat, serta para dokter, apoteker dan tenaga paramedis lainnya untuk mulai menggalakan dan mensosialisasikan penggunaan obat tradisional secara tepat, benar dan rasional, sehingga dapat meminimalisir efek samping dari obat kimia, serta meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

Kamis, 05 April 2012

Diskusi Istilah Herbal

Dalam beberapa dekade akhir - akhir ini semakin marak penggunaan obat-obatan berbahan dasar dari alam/alami baik itu dari tumbuhan maupun hewan. Hal ini didorong semakin tingginya minat dan kesadaran masyarakat akan manfaat dan khasiat dari bahan-bahan tersebut yang tidak kalah dengan obat-obatan kimia atau sintetis.Selain itu, masyarakat juga semakin sadar akan adanya efek samping dari obat kimia yang tidak kecil resikonya. Oleh karena itu, semakin banyak masyarakat yang beralih kepada obat berbahan alam atau sering disebut obat tradisional, yang dalam dunia perdagangan/bisnis lebih familiar dengan istilah obat herbal.

Penggunaan istilah obat herbal ini pada hakikatnya tidak menyalahi arti atau makna dari istilah itu sendiri. Tetapi pemahaman masyarakat lah yang seringkali melebih-lebihkan sehingga istilah obat herbal ini digunakan untuk semua jenis obat tradisional, baik itu berasal dari tumbuhan ataupun hewan seperti madu, bee pollen dan royal jelly. Termasuk penggunaan istilah herbal untuk suatu produk sejenis teh instan (teh celup) ataupun teh seduh yang sebenarnya memang berasal dari herbal yaitu tanaman teh (Camelia sinensis) yang dicampur dengan aneka jenis rempah dan daun-daunan berkhasiat, seperti daun salam, seledri, centella dsb tetapi tetap dinamakan teh herbal.

Penamaan "teh herbal" secara tidak langsung mengasosiasikan bahwa ada jenis teh lain yang disebut teh non herbal, yang mungkin berasal dari hewan, semisal teh cacing, teh prebiotik, teh susu, dsb. Padahal yang benar dari dari sisi ilmu "terminology of tea" teh non herbal adalah teh hijau (green tea) itu sendiri yang sebenarnya termasuk jenis tanaman atau herbal. Jadi sampai disini yang salah dimana ya??