Belum
tuntas kasus heboh bakteri E. sakazakii pada susu formula beberapa bulan yang
lalu, kini sudah muncul lagi kasus keracunan pada anak-anak yang mengkonsumsi
susu bubuk mengandung melamin. Peristiwa ini lagi-lagi terjadi di negeri Tirai
Bambu, Cina. Entah bagaimana bisa, disinyalir munculnya kasus ini adalah
disebabkan oleh kesengajaan pihak produsen untuk mendapatkan keuntungan
berlipat, sehingga memilih cara lain dengan menambahkan melamin dalam proses
pengolahannya.
Entah
benar atau tidak, yang pasti telah muncul korban. Bahkan mencapai 6000-an bayi
yang menderita sakit ginjal gara-gara meminum susu palsu ini. Empat anak
diantaranya meninggal dunia. Benar-benar tidak berperikemanusiaan jika memang
rumor diatas benar adanya. Meski
baru terdapat kasusnya di negeri yang baru saja menggelar perhelatan akbar-nya
dengan ‘sukses’ (Olimpiade Beijing), namun masyarakat Indonesia kebanyakan
sudah merasa sangat khawatir apabila kasus tersebut terjadi di negeri yang
terkenal ‘low technology ‘ ini. Wajar memang, tapi yang tidak wajar
ialah kegelisahan yang sangat, sehingga para ibu itu menjadi takut atau malah
tidak sama sekali memberikan makanan tambahan terutama susu bubuk bagi bayinya.
Tentu akan berdampak mundur pada perkembangan kecerdasan dan kualitas calon
generasi penerus bangsa ini kedepannya, bukan?
Badan
POM selaku pihak yang berwenang untuk menentukan produk-produk mana yang
positif mengandung melamin, tentu menjadi pihak yang paling bertanggung jawab
untuk mengamankan kasus ini. Namun jika kita melihat secara langsung ‘dapur’nya
BPOM, masih banyak ditemui kekurangan baik yang sifatnya teknis maupun
birokratis (kebijakan). Namun sebagai bagian dari pihak yang bertanggung-jawab
itu, berbagai upaya tetap dilakukan. Mulai dari mencari metode paling
memungkinkan untuk melakukan pengujian melamin dalam susu formula, sampai pada
pengawasan secara langsung di pasaran.
Kabar
baiknya adalah, dari hasil penelusuran data base produk-produk Cina yang masuk
ke Indonesia, tidak ditemukan adanya produk susu formula buatan Sanlu Group
ataupun Mengniu Diary serta 10 perusahaan lainnya. Namun demikian, sampai saat
ini ditemukan 20 macam produk-produk turunan susu dari Cina yang dicurigai ikut
tercemar oleh melamin.
Belajar
dari kasus-kasus sebelumnya, selayaknya menjadi satu tantangan tersendiri bagi
semua pihak, terutama BPOM sebagai pihak yang paling berwenang dan kompeten
untuk siap menghadapi segala macam kemungkinan kasus-kasus keamanan pangan
lainnya. Entah kasus-kasus apa lagi berikutnya yang akan muncul, tapi yang
pasti segala kemungkinan seharusnya telah disiapkan segala antisipasi dan
penanganan, terutama dalam skill pengujian (laboratory skills) sebagai
sumber keluarnya kebijakan (wisdom bureaucracy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar